Bupati Demak Drs H Tafta Zani MM : Jangan Lupa Sejarah
- Published on Thursday, 01 March 2012 08:16
- Written by Bagian Humas
Lebih dari itu, keberadaan museum MAD juga bermanfaat mendukung kepentingan edukasi. Menurut Bupati H Tafta Zani, kepentingan edukasi serta melestarikan aset bersejarah inilah yang mendasari dilakukannya pembangunan museum. Maka itu pula, Pemkab Demak tak merasa berat mengucurkan dana bantuan yang nilainya mencapai ratusan juta.
“Kita berfikir bahwa pemerintah memang harus peduli dengan kelestarian benda-benda bersejarah peninggalan para wali. Apalagi jika itu juga mendukung kepentingan edukasi. Makanya, kita rela mengeluarkan anggaran besar. Kita ingin, generasi Demak ke depan tak lupa akan sejarah,” kata Tafta.
Lanjut dia, generasi yang tak melupakan sejarah akan menjadikan negara ini lebih bermartabat. Pasalnya, generasi demikian tak akan pernah memaksakan kehendak pribadinya, sebagaimana dicontohkan Walisanga yang saat menyebarkan Agama Islam lebih mengedepankan pendekatan budaya.
“Apa yang dilakukan Walisanga dulu sangatlah bermartabat. Beliau-beliau mampu menyebarkan Islam dengan cara damai, meski saat itu pengaruh Hindu masih kental. Bahkan, perjuangan beliau juga telah menjadikan Demak Bintoro sebagai kasultanan yang disegani. Kitapun patut menjadikan beliau sebagai suri tauladan. Dan semangat beliau yang selalu berlandaskan pada norma juga agama wajib kita adopsi untuk lebih memajukan Kota Wali,” ujar Tafta.
Melibatkan Pakar Sejarah dan Arkeolog
Ayah dari Kurniawan Hidayat, Taufiq Hutomo Nugroho, dan Iqbal Nasrullah Hanugrahanto ini mengatakan, kajian para pakar arkeolog dari UGM dan BPPP Jateng baik menyangkut aspek estetika, historis maupun sosial, diperlukan agar pembangunan museum tidak menimbulkan polemik.
“Membangun tempat bersejarah memang tidak bisa sembarangan. Makanya, berbagai pihak kita libatkan sejak awal terutama untuk merencanakan teknis pembangunannya, serta mengkaji berbagai dampak yang dimungkinkan muncul. Misalnya agar aset sejarah yang tak ternilai harganya itu dapat aman tersimpan, maka perencanaannya harus memperhatikan faktor kelembaban dan intensitas cahaya. Dalam merencanakan itu semua juga tidak boleh mengesampingkan nilai-nilai sejarah,” terang swami Hj Hermini ini.
Tafta menambahkan, Museum MAD sekaligus mengakomodasi sejumlah kalangan yang menginginkan benda-benda bersejarah peninggalan Walisanga ditempatkan secara terhormat. Saka (tiang/pilar) buatan Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Ampel dan Sunan Gunung Jati yang dulu diletakkan tergeletak, kini sudah diberdirikan.
“Sungguh patut disyukuri bahwasanya kita sudah memiliki tempat untuk menyimpan benda-benda bersejarah yang merupakan bukti kejayaan Demak di masa lampau. Karena itu saya minta seluruh pengunjung khususnya warga Demak untuk bersama-sama menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan museum,” pungkas Tafta. (Anang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar