Sabtu, Maret 17, 2012

islamic center samarinda masjid terbesar ke 2 se ASIA TENGGARA

REKOR!!

Perjalananku ke Samarinda kali ini cukup istimewa. Hal ini terjadi akibat keterlambatan maskapai,  sebut saja Bunga Airlines, yang hampir mencapai 5 jam! Awalnya, keberangkatanku direncanakan pada pukul 16.45 WIB, kemudian 3 jam sebelum keberangkatan, aku dikabari oleh panitia, bahwa terjadi penundaan selama 3 jam, sehingga, aku berangkat pada pukul 19.30 WIB. Setelah tiba di bandara, ternyata, penundaan ini berlanjut hingga pukul 22.10 WIB!
Luar biasa ! kalau-lah pada saat itu tidak ada pertandingan Sea Games antara Indonesia (U23) vs Kamboja yang berkesudahan dengan skor akhir 6-0 untuk Indonesia, maka tak terbayang apa yang akan terjadi di bandara.
(Aku pernah terlambat parah, namun tidak lebih dari 3-4 jam oleh maskapai Aum Airlines dan Angin Airlines –>kalau yang ini, udah gulung tikar, Hehe..).
Inilah rekor pertama yang tercipta hari itu!

Di sudut lain, kericuhan sebenarnya sudah mulai terjadi, karena ketiadaan crew penerbang yang akan menghantarkan para penumpang ke Banjarmasin. Sampai aku meninggalkan Adisucipto, tak ada kabar tentang nasib mereka. Padahal malam sudah terlalu larut untuk menerbangkan pesawat.

Tiba di pesawat yang akan menerbangkanku, crew awak kabin menjelaskan keterlambatan yang disebabkan faktor cuaca. Begitu sederhana! Menarik sekali…mungkin benar, namun, saat banyak kulihat hilir mudik pesawat yang mendarat, sepertinya ini bukan alasan yang tepat. TERLALU!
Aku tiba di Balikpapan pukul 01.00 WITA. Setelah rekor telat, kini aku kembali membukukan rekor baru lainnya, ke sebuah acara yang harus kuisi pada waktu dini hari hingga pagi hari, MANTAP! Aku harus kembali bersyukur karena dilayani dengan sangat baik oleh panitia.
Setelah menjemputku, kendaraan yang kami tumpangi tak langsung meluncur ke Samarinda, karena ternyata harus menjemput salah satu pengisi acara juga, yakni Saudara Gilang Ramadhan, yang tak lain pengajar muda dari Indonesia Mengajar Gelombang 1, yang bertugas di Tanjung Aru, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Beliau sudah menuntaskan tugasnya selama setahun dan sebelum kembali ke Jakarta, ia menemani sang ayah yang memang sejak awal menetap di Balikpapan. Sang ibu dan kakak merintis usaha kue di Solo, sebagai bekal keluarga, bila sang ayah pensiun.
(Rencananya, bila sang ayah pensiun, seluruh keluarga Gilang akan menetap di Solo. Blogger harus tahu, bahwa keluarga Gilang memang terkenal dengan kehandalan memasaknya. Jangan heran, bila dalam waktu yang tidak terlalu lama, usahanya keluarganya akan menggoyang lidah negeri ini. Dont miss it, guys..)
Berikutnya, kami bersepakat untuk beristirahat sejenak sambil menghangatkan tubuh, karena suhu dan angin malam yang semakin tak ramah. Perutku pun juga keroncongan. Sup daging yang menemani selama menunggu keterlambatan tadi sudah habis dilumat para predator yang bersemayam di lambungku. Jadilah, memesan Bihun Goreng kupikir solusi terbaik. Mungkin karena terlalu lapar, hidangan itu terasa lezat sekali..Alhamdulillah yaa…
Panitia yang menemani pun tak mau kalah, karena turut serta bersama dan menikmati porsi yang lebih besar ternyata. Hehe..
Tuntas menyantap hidangan agak berat itu, kami pun langsung meluncur melintasi jalan utama yang menghubungkan antara Balikpapan-Samarinda. Perjalanan menghabiskan waktu sekitar 2 jam.
Akhirnya, tiba di Samarinda sekitar pukul 04.30 WITA.  Adzan Shubuh pun sepertinya sudah tak sabar  bersahutan menyambut kami berempat. Yup, selain aku dan gilang, ada Indra dan “Sang Driver”.
Sang Driver ini sengaja disembunyikan identitasnya, karena berhasil membuat kami tetap terjaga. Hehe..Sepanjang perjalanan, kami dihibur dengan lantunan nasyid dan DANGDUT elegan miliknya. Dari Sami Yusuf, Maher Zain hingga Ikke Nurjannah hadir, KEREN!
Aku tak pernah menyangka, di balik kepolosannya, tersimpan SESUATU, hehe..
sesekali ia bernyanyi (tanpa sadar) dan dia begitu fasih melantunkannya. (Fikirku..ini dilakoninya untuk mengusir rasa kantuk akibat ‘kelebihan muatan’ saat sebelum berangkat tadi). Kami pun tak tahan untuk tidak tertawa bersama. Beberapa kali lubang di tengah jalan berhasil dihajarnya, sehingga kembali menyadarkan kami. Belum lagi kondisi jalanan yang  dipenuhi truk-truk gandeng berbadan lebar.Tidak jarang, efeknya kami harus menyingkir ke pinggir hutan atau semak karena truk-truk ini hampir melebihi separuh badan jalan, seorang Schumacher pun, belum tentu lolos tes ini, di malam hari pula! *mulai lebay mode on..hehe..*
Sebelum menutup rangkaian perjalanan, kami menyempatkan diri untuk bersilaturahim ke Mesjid Islamic Center di tengah Sungai Mahakam untuk menunaikan Shubuh Berjama’ah. Konon, inilah Mesjid Islamic Center terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Istiqlal. Selama empat kali berkunjung ke Samarinda, baru pertama kali inilah aku shalat berjama’ah di tempat ini.
Yaa..aku punya kebiasaan mengunjungi Mesjid Agung atau Mesjid Raya di setiap kota yang baru pertama kali kukunjungi, selain toko buku dan kidz station tentunya.
Setelah selesai shalat, kami pun meluncur ke Guest House dan dimulai-lah petualangan istirahatku yang SESAAT.
(Panitia menyediakan sebuah kamar Guest House di dekat kampus. Alhamdulillah…di kamar itu terdapat dua buah bantal..(sama seperti sebelumnya juga, ketika aku diundang sebuah acara. tapi, ini beda, karena Indra-panitia, semakin menguatkan kritik yang dihadiahkan untukku setiap mengisi acara di daerah,yakni… lain kali, bawa istri yaa Mas. Hehe..ampuun!! Bener juga sih..#ea #prikitiew #ihir #cuit2..cukup! hehe…)
Aku istirahat hanya sekitar 1,5 jam ditambah 1 jam di pesawat, jadi 2,5 jam. Detailnya, jam 07.30 bangun dan bersiap,  pukul 08.00-08.30 sarapan, dan dilanjutkan ke lokasi acara, karena dimulai pukul 09.00 WITA. *Hosh..Hosh..*
Alhamdulillah, acara berlangsung lancar dan hangat karena luar biasanya antusiasme peserta. Rektor pun turut membuka rangkaian panjang acara ini, dari tanggal 8-13 November 2011. Selain Aku dan Gilang, pengisi acara lainnya adalah Eva. Ia adalah pemilik “Markas Burger” dan masih tercatat sebagai mahasiswa UNMUL jurusan Bahasa dan Seni angkatan 2007. Outlet burgernya kini ada 9 buah dan tersebar di wilayah Kalimantan Timur. Dahsyat!
Dari BEM UNMUL, ada Baqi Pradana. Ia adalah Wakil Presiden Mahasiswa BEM UNMUL sekaligus Juara 2 Mapres UNMUL. Ia juga tercatat sebagai mahasiswa jurusan Teknik Industri 2007. Keberhasilan sebagai juara 2 Mapres, karena karya tulisnya yang menceritakan soal revitalisasi perpustakaan di UNMUL.
Talkshow ini dipandu secara atraktif oleh Nichita, mahasiswa Jurusan Komunikasi UNMUL Angkt. 2007, yang juga berprofesi sebagai penyiar radio dan pegiat teater mahasiswa. Beberapa kali pertanyaan2nya, membuatku galau..hehe..
Selain talkshow, ada beragam kegiatan lainnya, seperti seminar, bedah buku, debat ilmiah, perlombaan fotografi, hingga aksi sosial seperti donor darah. Gelaran acara ini merupakan yang pertama kalinya sekaligus menutup rangkaian kegiatan menjelang berakhirnya kepengurusan BEM Universitas Mulawarman.
Setelah selesai acara aku berkesempatan bersilaturahim intens dengan peserta, Ali Wardana (sahabat dekatku-dulu Presma BEM UNMUL periode 2008/2009) dan Rektor Universitas Mulawarman, Prof. Zamruddin Hasid dan Wakil Rektor Kemahasiswaan, Prof. Helminuddin di kantornya. Begitu hangat dan menarik, karena diskusi yang dilakukan menyoal isu-isu aktual dan aktivitas kami selama ini. Rekor berikutnya, yakni, inilah pertama kali, ketika aku mengisi acara kemahasiswaan di daerah, langsung rektor yang membuka dan menyambut tamunya. SIP!
Jam 14.40, aku dan gilang harus meninggalkan Universitas Mulawarman untuk melanjutkan perjalanan berikutnya menuju Balikpapan. Untukku, petualangan ini belum selesai, karena esok paginya (09/10/2011), sudah harus berada di Fakultas Hukum UNS untuk mengisi materi terkait Public Speaking.
Rekor terakhir yang kubukukan adalah, perjalanan ini merupakan yang kedua kalinya dalam setahun ke Samarinda-Solo, sebelumnya sempat juga kutuliskan dalam blog ini sekitar awal Juni kemarin, dengan Judul : “Yuk, Berprestasi #2″ (Cekidot aja Mas Bro and Mbak Sis). Kalau kemarin jedanya sepekan, yang ini hanya SEHARI!
Terima kasih khususnya kepada Dimas Prasetya (Presma BEM Unmul) dan rekan-rekan panitia yang sudah memberikan kesempatan. Semoga bermanfaat dan kita bisa bertemu kembali dalam medan kontribusi yang lebih hebat lagi. Aamiin.
Just info :
1. Mengapa pesawat tidak turun langsung ke Samarinda dan harus turun ke Balikpapan? Yup, memang ini kritik untuk Samarinda yang diberi amanah sebagai ibukota provinsi, karena belum memiliki bandara yang cukup representatif. Bandara Temindung yang dimiliki Samarinda, hanya mampu melayani pesawar-pesawat perintis. Sampai saat ini sedang diupayakan dibangun bandara baru Sungai Siring, namun terkendala dan akhirnya tak kunjung tuntas.
2. Oh iya,  poros jalan tersebut merupakan satu-satunya jalur yang menghubungkan kedua kota terpenting di Kalimantan Timur ini. Karena jalan tol yang rencananya akan dibangun belum selesai. Proyek ini memang baru direncanakan dan akan segera dituntaskan. Hal ini cukup mendesak karena seringkali bila terjadi kecelakaan, maka antrian kendaraan panjang tak dapat dihindari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar